Selama beberapa puluh tahun, bahkan mungkin sejak masa kolonialisasi Belanda di Indonesia, kiblat pendidikan kita adalah barat, literatur dan referensi kita adalah pola hidup eropa dimana pandangan/stigma pada kebudaayan dan tradisi bangsa kita pada waktu itu dan mungkin sampai saat ini adalah simbol ketertinggalan.
Saat ini, mumpung kita sedang menata kembali sistem dan pola pendidikan bangsa kita, ini saatnya kita mengembalikan arah pendidikan di sekolah-sekolah kita khususnya pendidikan budi pekerti anak-anak generasi termuda kita pada pendidikan dasar kebudayaan bangsanya sendiri, kebudayaan dan tradisi daerahnya sendiri.
Pada tahun 2018 yang lalu saya sempat ikut serta pada Venice Architecture Biennale 2018 dengan menampilkan konsep Sumba Tradition and Culture Primary School (Sekolah Dasar Tradisi dan Budaya Sumba).