Dunia tengah menantikan perkembangan riset antivirus corona untuk mengakhiri pandemi yang datang pada awal 2020 ini. Hingga 12 Agustus 2020, telah ada satu vaksin yang disetujui untuk digunakan terbatas di kalangan militer. Sementara itu, terdapat delapan vaksin yang memasuki tahap akhir dan 11 vaksin di fase kedua.
Indonesia juga ikut berkontribusi terhadap perkembangan vaksin tersebut. PT Bio Farma, Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran, dan Badan Pengawas Obat dan Makanan bekerjasama dengan perusahaan asal Tiongkok, Sinovac telah melakukan uji klinis fase III sejak 11 Agustus 2020 di Bandung, Jawa Barat. Sekretaris perusahaan Bio Farma Bambang Heriyanto menyatakan, setelah fase uji klinis selesai maka akan diajukan izin pengedarannya ke BPOM. “Diperkirakan selesai Januari 2020, mudah-mudahan Maret 2021 sudah bisa diproduksi secara massal,” kata Bambang seperti dikutip dari Kompas.com.
Pemerintah turut mendukung pengembangan vaksin tersebut dengan menganggarkan dalam RAPBN 2021. Total alokasi dana Kesehatan sebesar Rp 25,4 triliun dalam program pemulihan ekonomi nasional (PEN) 2021. Dari dana ini, sebesar Rp 18 triliun dialokasikan untuk pengadaan vaksin Covid-19 yang didistribusikan kepada 160 juta penduduk.